Senin, 24 September 2018

Potongan Cerpen 2












"Ibu, aku berangkat ya." Andra melihat jam tangan kemudian ia memasang sepatu. Di mulutnya masih terdapat sisa sarapan.


 "Tungga sayang, kau sudah baca semua kan email  dari sekolah?" kata Ibu Andra mengingatkan.

"Aku baru baca tadi, Aku sudah bawa semua perlengkapan yang disuruh."Jawab Andra.

“Yakin sudah semua?.”

Andra membuka HPnya kemudian membuka email.

“Hmm.. seragam smp asal,cek. Sepatu hitam, cek. Datang jam 6:30, cek.” Andra memeriksa lagi email itu. Ketika Andra sudah yakin tidak kelupaan apapun, Ia menyadari suatu info yang terlewat. “Bu, Aku masuk kelas X-3. Aku berangkat ya.”

“Iya,hati-hati.” Kata ibu

Andra berangkat sekolah, menaiki sepeda hitam yang masih awet sejak sekolah dasar. Berangkat sekolah sekaligus olahraga baru-baru ini ia terapkan, mengingat ia ingin menjaga kondisi tubuhnya. Pukul enam, ia sampai di sekolah barunya.

“Pagi Pak, sepeda taro sini boleh?”

Pak Satpam mengangguk

“Masih sedikit yang datang, yasudahlah aku jalan-jalan bentar.” Kata Andra setelah ia memarkirkan sepeda di tempat parker motor. Ia sempat bertanya-tanya bila disediakan parker motor apakah murid disini boleh bawa motor atau khusus karyawan. Ia tidak mau berpikir banyak di hari pagi itu sehingga ia menghilangkan penasarannya itu.

“Haaah…” Ia menghembuskan nafas, matanya memandang pepohonon yang berbaris di trotoar. Andra kemudian duduk di bangku taman yang tersedia, memanjangkan tangan dan kakinya seraya merasakan sejuknya udara pagi. Berada di sini sangat menenangkan. Coba bisa gini lebih lama

Seiring waktu berlalu, semakin Andra tidak bisa menikmati suasana pagi. Setiap menitnya makin banyak kendaraan melintas baik motor maupun mobil. Andra merasa cukup dan kembali ke gerbang sekolah. Pemandangan sudah berbeda dari sekitar setengah jam lalu.

 “Hero!!”Suara lembut dan bersemangat, seperti gadis yang memanggil kuat pasangannya setelah terpisah sekian lama.  Suara itu benardatang dari seorang gadis. Gadis dengan pakaian putih biru khas smp itu melambaikan tangannya. Namun, orang yang ia panggil tampaknya tidak mendengarnya. Ia memanggilnya lagi.

“Hero!” Kali ini suaranya lebih kuat dan keras, tetap saja orang yang ia panggil yang saat ini di depan gerbang tidak memerhatikan, malah ia memunggungi gadis itu. “Wis, cukup.” Ucapnya dengan logat jawa.
     
     Andra mengecek jam, sebentar lagi pukul setengah tujuh. Ketika ia baru masuk gerbang, ia baru ingat sesuatu. Kunci gembok sepedanya masih tertancap, lupa ia ambil. Baranngkali tadi ia terlena oleh suasana pagi di sini. Akan repot kalau ada apa-apa, ia bergegas ingin mengambil kunci gemboknya.
          “Excuse-moi. Emm.. is it.. apakah ini 68?.”
          “

AND THEN THEY ALL F***ED
Happy ending for all






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menerapkan sumpah pemuda Kita sebagai generasi z yg terlahir antara 1995-2014 adalah calom generasi emas. Kitalah yang akan menikmati bon...